Putin kepada Trump Jadilah Tamuku di Moskow


BERITA BAGUS_ Presiden Rusia Vladimir Putin mengundang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk berkunjung ke Moskow. Pemimpin Kremlin itu menyampaikan undangannya untuk Trump saat konferensi pers di Johannesburg, Afrika Selatan, hari Jumat.

Putin dan Trump telah melakukan pertemuan di Helinski, Finlandia, pada 16 Juli 2018 lalu. Pertemuan itu memicu kegaduhan di Washington karena Trump tidak menyalahkan Putin terkait tuduhan Rusia ikut campur pemilu AS 2016.

Presiden Putin berada di Afrika Selatan untuk menghadiri pertemuan puncak negara-negara BRICS. Putin mengatakan pertemuan lain dengan Trump masih dalam agenda.

"Mengenai pertemuan kami, saya mengerti betul apa yang dikatakan Presiden Trump. Dia memiliki keinginan untuk mengadakan pertemuan lebih lanjut," kata Putin.

"Saya siap untuk itu. Kami perlu kondisi yang sesuai, untuk diciptakan, termasuk di negara kami," kata Putin dalam konferensi pers, dikutip Reuters, Sabtu (28/7/2018).

"Kami siap untuk pertemuan seperti itu. Kami siap untuk mengundang Presiden Trump ke Moskow. Jadilah tamuku. Dia memiliki undangan seperti itu, saya mengatakan ini untuknya," papar Putin.

Putin tidak mengatakan bagaimana Trump bereaksi terhadap undangan untuk melakukan perjalanan ke Moskow. Terakhir kali Trump berada di ibu kota Rusia itu pada 2013, untuk menghadiri kontes kecantikan Miss Universe.

Siap Jadi Tamu Trump

Presiden Rusia itu juga menyambut baik udangan Trump yang mengharapkannya datang ke Washington."Saya siap untuk pergi ke Washington. Saya ulangi sekali lagi, jika kondisi kerja yang tepat diciptakan," katanya.

Presiden yang juga mantan mata-mata Moskow itu juga mengomentari serangan verbal para politisi AS terhadap Trump terkait pertemuan dengan dirinya di Helinksi beberapa hari lalu. "Meskipun sulit, dalam kasus khusus ini kesulitan terkait dengan situasi politik internal di AS, kehidupan terus berjalan dan kontak kami terus berlanjut," kata Putin.

Setelah KTT Helsinki, Trump dikritik di negaranya karena gagal untuk secara terbuka melawan Putin atas tuduhan Moskow ikut campur pemilu AS 2016. Sikap Trump itu bertentangan dengan badan intelijennya sendiri yang menyimpulkan Moskow terlibat intervensi pemilu AS.
Diberdayakan oleh Blogger.